> TUHAN YESUS, INI OWE, A CONG….
>
> Ini sebuah kisah nyata yang menarik dan menyentuh.
> Ada seorang laki2
> paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah
> Chong, ejaan
> inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun.
> Kejujuran dan ketekunan itu
> mendapat perhatian seorang pemilik toko material di
> daerah Glodok,
> Pinangsia, Jakarta . A Cong diangkat
> menjadi CEO (chief exec.officer) atau penanggung
> jawab penuh toko
> tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar
> biasa.
>
> Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani
> pembeli, sampai ia tak
> sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia
> makan sambil tetap
> melayani.
> Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang
> ia menyempatkan
> diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu
> ia lakukan tiap
> hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.
>
> Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor
> memuncak .. ! Ia telah
> memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di
> gerejanya. A Cong
> datang di
> pintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda
> salib, lalu segera
> bablas lagi.
>
> Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari,
> itu-itu saja. Adakah
> udang dibalik batu??? Jangan2 ….. Romo yang
> penasaran itu mencari
> kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa
> basa-basi lagi
> : Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2
> Tionghoa), kenapa Encek
> saben hari datang jam 12
> begini, cuman berdiri aja di pintu, bikin tanda
> salib, terus cepet2
> pergi?” Kaget, si A Cong menjawab tersipu: “Hah?!…
> Lomo, owe ini
> olang sibuk, owe
> punya waktu seliki, tapi owe seneng dateng kemali.”
> Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: Emangnya
> apa yang Encek
> lakukan di pintu gereja gitu?”
> Jawab A Cong dengan polos: “Ngga ada apa2. Benel Owe
> cuman bilang ini
> doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong.Uuudah .”
>
> Terbengong, hanya “Oh….!” yang bisa dilontarkan
> sang Romo. Dan A Cong
> pun bergegas kembali ke tokonya.
>
> Pada suatu hari A Cong sakit parah karena super
> sibuk dan makan
> sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya
> cukup berat sehingga
> ia dilarikan ke
> rumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia
> menempati kamar kelas 3,
> satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A
> Cong, kamar itu menjadi
> ceria, penuh canda tawa.Tak terasa 3 bulan sudah A
> Cong dirawat. Ia pun
> sembuh
> dan diperbolehkan pulang.
>
> Ia gembira, tentunya, tetapi teman2 sekamarnya
> bersedih. Selama dirawat
> itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap
> pagi menghampiri teman2
> pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan
> masing2. Sayang,
> sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan
> kembali sunyi.
>
> Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba
> bertanya: “Eh Cek A Cong,
> mau nanya nih. Kenapa sih Encek begitu gembira, dan
> selalu gembira,
> padahal penyakit Encek ‘ kan serius?” Acong
> tercenung dan menjawab “
> saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut
> gondlong dateng,
> megang kaki saya, dia bilang: A Cong, ini aku, Yesus
> Kristus. Gimana owe
> nggak seneng, coba…”
>
> Moral of the story :
> Sesibuk-sibuknya kita,Sisihkan waktumu, untuk
> bersama
> Tuhan, ..
>
> I LOVE THIS MAN
>
> No one falls in love by choice,
> it is by CHANCE.
> No one stays in love by chance,
> it is by WORK.
> And no one falls out of love by chance,
> it is by CHOICE
>
> scroll down
> |
> |
> |
> \/
>
>
>
>
> If you love this man please forward to 10 people.
>
> He did something for you, now do something for him.
> Spread his word, and you’ll be rewarded.
> How will you be rewarded?
> Matthew 10:32 “Whoever acknowledges Me before men, I
> will acknowledge him
> before My Father in heaven. But whoever disowns Me
> before men, I will
> disown him before My Father in heaven