Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang…
(Amsal 23:18)
Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan bermimpi suatu hari nanti ia menjadi jutawan. Ia sadar bahwa impian adalah sesuatu yang mampu membangkitkan motivasi dan memberikan arah bagi kehidupan setiap insan. Impian ini ia sampaikan kepada kekasihnya. Beberapa waktu kemudian mereka menikah.
Sayangnya tidak lama kemudian terjadi krisis ekonomi yang parah. Pasangan ini mengalami berbagai peristiwa menyedihkan: kehilangan pekerjaan, mobil, rumah tergadaikan hingga tabungan yang kian menipis. Pemuda ini frustrasi luar biasa. Ia kerap duduk termenung seorang diri. Ia merasa tidak mampu lagi menjadi suami yang baik. Ia merasa telah gagal dalam hidupnya.
Tapi, siapa menduga istrinya justru tidak kehilangan harapannya sedikit pun? Dengan penuh kasih sayang, istrinya selalu menguatkan. Ia terus meyakinkan suaminya bahwa impian itu belum mati.
Untuk menjaga kehidupan impian tersebut ia mengajak suaminya merancang apa yang akan dilakukan jika mereka menjadi jutawan. Keduanya mulai melakukan hal ini setiap selesai makan malam.
Mereka terus melakukan kegiatan yang sama hingga suatu hari suaminya mendapatkan ide brilian: menciptakan permainan uang yakni barang-barang apa saja yang akan dibeli jika seseorang memiliki “uang”, misalnya tanah, rumah, gedung. Gagasan ini terus dimatangkan. Mereka menambahkan papan permainan, dadu, kartu, rumah-rumah kecil, hotel-hotel kecil, dsb.
Bisakah Anda menebak permainan apakah ini? Ya, tepat! Permainan itu bernama monopoli. Begitulah cerita bagaimana Charles Darrow dan istrinya, Esther menciptakan permainan tersebut. Permainan ini kemudian dijual kepada seorang pengusaha dengan harga satu juta dolar dan impian menjadi jutawan pun terwujud!
Cerita ini sungguh menggugah hati saya. Betapa tidak, dalam hidup ini tidak banyak orang yang bisa dengan teguh memegang impiannya sehingga “layu sebelum berkembang”. Impian kerap menjadi awal perjuangan mewujudkan hari esok yang lebih baik. Sayangnya, banyak orang belum berani bermimpi. Padahal bermimpi itu gratis. Bermimpi itu hak setiap manusia.
Lagipula, bermimpi bukanlah tindakan kriminal.
Ada juga kelompok orang yang berani bermimpi, namun enggan berkorban untuk mewujudkannya. Jika Anda tidak bersedia berkorban, lupakan saja impian Anda. Semakin besar impian Anda, semakin besar pula pengorbanan yang harus Anda lakukan.
Bagaimana caranya agar impian kita menjadi kenyataan? Berdasarkan pengalaman pribadi dan dari apa yang saya pelajari ada sepuluh tahap penting.
Pertama,
perjelas impian Anda. Buatlah impian Anda menjadi sebuah target yang memiliki unsur S.M.A.R.T. S=specific (sespesifik mungkin), M=measurable (dapat diukur atau ada angkanya), A=achievable (dapat diraih), R=realistic (realistis, sesuai dengan sumber daya Anda) dan T=time bound (ada batas waktunya).
Kedua, tuliskan manfaatnya – bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi sesama – jika impian itu terwujud. Semakin besar manfaat yang bisa diperoleh, Anda akan semakin bersemangat dalam menggapainya. Apalagi jika impian itu membuat nama
Tuhan semakin dimuliakan.
Ketiga, doakan impian tersebut.
Mintalah bantuan Tuhan sebab bagaimanapun kerasnya kita bekerja akan sia-sia jika Tuhan tidak memberkatinya. Terkadang impian kita tidak terwujud karena bertentangan dengan kehendak-Nya atau memang belum waktunya. Untuk itu, usahakanlah meluangkan waktu yang cukup sehingga dapat berkomunikasi dengan-Nya.
Keempat, identifikasi semua masalah atau hambatan yang akan dihadapi.
Kelima, identifikasi orang, kelompok orang atau organisasi yang dapat membantu
mewujudkan impian tersebut. Barangkali Anda akan mendapatkan orang yang
dapat bersinergi atau bekerja sama.
Keenam, identifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan untuk meraih impian tersebut. Barangkali Anda harus membaca buku-buku tertentu, mengikuti kursus, seminar atau training. Jangan ragu untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Les Brown pernah berkata, “Untuk mencapai sesuatu yang belum pernah Anda capai Anda harus menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya.”
Ketujuh, buatlah rencana langkah-langkah yang akan Anda tempuh.
Kedelapan, action. Tanpa action, Anda hanya menjadi anggota organisasi terlarang bagi orang-orang sukses yakni NADO (no action dream only).
Kesembilan,
jaga sikap mental Anda. Tetaplah berpikir positif dan beranilah bangkit dari kegagalan. Sikap positif akan menarik sukses semakin dekat kepada Anda! Kesepuluh, evaluasi secara kontinu langkah Anda. Sekiranya diperlukan perubahan, jangan ragu melakukannya. Bersikaplah fleksibel dalam cara atau metode. Ada nasihat yang sangat berharga dari Dr. Benjamin Mays, “Tragedi apa pun jangan sampai menjadi alasan impian kita tidak tercapai. Mati dengan impian yang tidak tercapai bukanlah suatu bencana, namun tidak mempunyai impian sama sekali adalah malapetaka. Kegagalan itu biasa tapi tidak punya kemauan itu kekeliruan
besar!” Selamat bermimpi!